IDXChannel - Anggota Komisi VI DPR RI Endro Suswantoro Yahman meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk memperhatikan kelayakan kereta bekas dari Jepang yang akan diimpor untuk mengganti 10 rangkaian KRL yang masuk masa pensiun.
Sebab, dia tidak ingin KCI membeli barang rongsokan. Oleh karena itu, dia meminta anak usaha KAI itu memeriksa secara teknis kereta yang akan diimpor.
“Jangan sampai nanti kita terjebak membeli barang rongsokan. Ini harus jelas. Betul dia (kereta) itu masih beroperasi di Jepang, tapi sudah berapa lama umurnya, saya minta running test-nya ini betul-betul dijalankan," tegasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan PT KAI, PT KCI, dan INKA, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
DI sisi lain, dia menyebut impor kereta bekas dari Jepang bisa dihindari jika KCI memiliki rencana bisnis (business plan) yang baik. Dia pun menekankan agar persoalan impor kereta bekas tidak dijadikan kebiasaan yang dilakukan oleh pemerintah.
"Perlu ada business plan yang lebih baik lagi sehingga apa-apa bisa ditanggulangi atau diproduksi sendiri, karena ini menyangkut teknologi tinggi dan padat modal. Ini perlu perencanaan yang baik," ujar Endro.
Lebih lanjut, Endro mengatakan Indonesia perlu melakukan rekonstruksi ulang bisnis industri kereta api yang ada, Sebab, Indonesia sendiri melalui PT INKA dinilai memiliki industri manufaktur sarana kereta api terbesar dan terbaik di Asia Tenggara.
"Nampaknya perlu rekonstruksi ulang tentang bisnis industri kereta api yang ada. Industri kereta api memang harus mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, dan ini kami memahami Menteri Perindustrian pun keberatan untuk impor. Kalau ini keterusan terus ini kapan selesainya?" tegas Endro.
Dia pun menilai sebenarnya tidak sulit bagi Indonesia untuk bisa mandiri dengan memproduksi kereta api sendiri. Apalagi ada sinergi antar BUMN untuk bisa memproduksi kereta.
"INKA ini kan tidak semuanya (produksi berasal dari) INKA, sinyal ada (berasal) di LEN (PT LEN), terus rem di Pindad (PT Pindad), kan enak sekali kerja sama antara BUMN, terus bogie nya di PT Barata, baja dari Krakatau Steel. Ini tinggal sebenarnya INKA ini industri perakitan, barangnya kan sudah ada," ujarnya.
(FRI)