“Jadi, kalau misalkan porsi asing tinggi kemudian ada sentimen negatif, otomatis yang keluar juga besar. Ini nanti akan menyebabkan pasar menjadi lebih fluktuatif dan nilai tukar tertekan,” lanjutnya.
Dengan demikian, untuk memperkuat market dalam negeri dari sisi investor domestik, kata Ahmad diversifikasi surat utang pada beberapa tahun terakhir pemerintah gencar menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel, dimana itu merupakan salah satu faktor untuk menarik investor.
Selain itu, perkembangan aplikasi keuangan yang menggaet milenial. Menurutnya hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong untuk investor, sebab dengan dikembangkannya aplikasi tersebut para investor menjadi lebih mudah melakukan investasi obligasi.
“Kalau ada aplikasi kan jadi jauh lebih mudah. Artinya, aplikasi ini nanti menjembatani proses administrasi, jadi investor ritel juga lebih prefer untuk masuk ke pasar obligasi,” tutupnya.
(IND)