sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kebijakan Zero COVID-19 Jungkalkan Kinerja Sektor Industri di China

Economics editor Tim IDXChannel
28/09/2022 20:22 WIB
Pelemahan permintaan terjadi seiring kebijakan Pemerintah Negeri Tirai Bambu yang menerapkan pembatasan COVID-19 secara ketat.
Kebijakan Zero COVID-19 Jungkalkan Kinerja Sektor Industri di China (foto: MNC Media)
Kebijakan Zero COVID-19 Jungkalkan Kinerja Sektor Industri di China (foto: MNC Media)

“Pemulihan ekonomi menghadapi lebih banyak ketidakpastian, karena momentumnya terganggu oleh berbagai faktor eksternal dan tak terduga seperti cuaca panas yang ekstrem, pembatasan listrik regional, dan wabah COVID," ujar Kepala Ekonom Jones Lang Lasalle (JLL), Bruce Pang, dalam laporan tersebut.
 
Dari Januari hingga Agustus, 25 dari 41 sektor industri utama China mengalami penurunan laba. Pertumbuhan laba di sektor pertambangan melambat menjadi 88,1 persen (YoY) dari ekspansi 105,3 persen karena melemahnya harga komoditas. Sektor manufaktur melaporkan penurunan laba ke angka 12,6 persen.

“China akan mempercepat penerapan kebijakan untuk memperluas permintaan, dan mempromosikan pemulihan ekonomi industri yang berkelanjutan dan stabil," ujar Ahli Statistik Senior NBS, Zhu Hong, dalam laporan yang sama.

Para analisis menyebutkan bahwa kebijakan nol-COVID China saat ini sebagai kendala utama dari penurunan ekonomi di negeri tirai bambu. 

“Ekspor yang lebih lemah dan pasar properti berarti bahwa sumber pendukung pertumbuhan yang tersisa adalah konsumsi, dalam pandangan kami. Untuk melepaskan itu, diperlukan perubahan dalam pendekatan manajemen COVID China," tulis Morgan Stanley, dalam pernyataan resminya.
 
Pada akhir Agustus, kota-kota dari Shenzhen ke Chengdu dan Dalian meluncurkan pembatasan COVID yang bertujuan untuk memberantas wabah baru. 
 
Output industri China naik 4,2 persen dari tahun sebelumnya di bulan Agustus, lebih cepat dari kenaikan 3,8 persen di bulan Juli. Sedangkan, liabilitas di perusahaan industri melonjak 10,0 persen dari tahun sebelumnya.
 
Kabinet China menawarkan stimulus lain untuk menghidupkan kembali ekonomi yang goyah, termasuk menaikkan kuota alat pembiayaan kebijakan sebesar 300 miliar yuan. (TSA)

Penulis: Bayu Rama

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement