Menurut Radhika, potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul berdasarkan tren perlambatan yang tengah terjadi pada sektor-sektor industri yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti sektor konsumsi dan sektor perdagangan.
Radhika menjelaskan, sektor konsumsi Indonesia di sepanjang paruh pertama tahun ini lebih banyak ditopang oleh sejumlah momen penting, di antaranya pemilihan umum (pemilu), serta momen Ramadhan dan periode libur Hari Raya Idul Fitri.
"Apa yang mendorong pertumbuhan di semester sebelumnya, seperti pemilu dan perayaan Lebaran, ini sudah tak ada. Jadi, sebesar 5,08 persen semester pertama, 4,9 persen di semester kedua, dan rata-rata 5 persen untuk pertumbuhan keseluruhan di tahun ini," ujar Radhika.
Selain itu, dikatakan Radhika, kinerja sektor perdagangan yang menguat pada tahun lalu juga berpotensi bakal mengalami perlambatan pada sisa tahun ini.
"Ekspor hanya akan mengalami sedikit pertumbuhan di tahun ini, karena tingkat harga komoditas global tengah meningkat dan memengaruhi demand, yang tentunya berdampak pada kinerja ekspor," ujar Radhika.