Ditamabahkan Budi, bahwa proyek DDT memberikan manfaat yang banyak, seperti memisahkan perjalanan KA Jarak Jauh / Main Line dengan KRL / Commuter Line, mengurangi keterlambatan perjalanan kereta, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan yang paling penting meningkatkan keselamatan, kenyamanan dan keamanan perjalanan KA.
DDT Manggarai-Jatinegara diharapkan dapat lebih mempermudah mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek dengan bertambahnya jumlah kapasitas pergerakan kereta api jalur Bekasi maupun Bogor line.
Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perkeretaapian, ungkap Budi, berupaya menyelesaikan berbagai proyek prasarana perkeretaapian nasional yang membutuhkan alokasi anggaran yang besar. Mulai dari membangun infrastruktur kereta api seperti rel kereta, gedung-gedung stasiun, sistem persinyalan, pekerjaan sipil (pondasi, jembatan disekitar jalur rel dan stasiun dan-lain-lain), juga membiayai perawatan jalur KA.
Setelah infrastruktur perkeretaapian siap, kemudian keretanya dioperasikan oleh operator, bisa PT KAI atau pun perusahaan operator kereta api lainnya. “Saya berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah mengalokasikan dalam setahun kurang lebih Rp10-17 triliun untuk proyek di Kereta Api. Untuk pembangunan DDT Manggarai-Cikarang sendiri biayanya mencapai sekitar Rp5 triliun lebih,” pungkas Budi. (FHM)