Menurut Direktur Politeknik KP Sidoarjo Muhammad Hery Riyadi Alauddin, kincir tersebut berbahan baku lokal, yang memiliki tingkat komponen dalam negeri di atas 50%. Kontruksi kincir air ini memiliki penggerak motor listrik dengan komsumsi daya 0,5 HP 1 phase, di mana gear dan rantai sebagai transmisi daya yang mereduksi putaran mesin dari 1400 RPM menjadi 110 RPM.
Kemudian, kata dia putaran mesin hasil reduksi diteruskan poros utama berbahan baku pipa galvalum dengan ukuran 3/4 dim dan pillow block sebagai bantalan poros sehingga poros dapat berputar sempurna. Hasil putaran poros kemudian diteruskan oleh roda penggerak dari velg sepeda mini sebagai penopang daun kincir.
Sebagai penopang seluruh komponen kincir ini dipasang rangka utama yang terbuat dari pipa galvalum yang dibentuk sesuai desain sehingga seluruh komponen ditopang. Kincir digunakan di kolam tambak selama 1 siklus (kurang lebih 3 bulan). Untuk membuat kincir air terapung maka dipasang pipa PVC dengan ukuran 6 dim sepanjang 2 meter sejumlah 2 buah untuk menopang beban kincir air sehingga dapat terapung seimbang di atas air.
"Untuk menghindari percikan air tambak dan air hujan maka dipasang penutup mesin dengan menggunakan plat gavalum sehingga air tidak dapat masuk ke dalam mesin penggerak," ujar dia, Minggu (11/4/2021).
Pembuatan maupun perakitan kincir mulai dari komponen rangka sampai dengan daun kincir dikerjakan oleh dosen dan taruna Program Studi Mekanisasi Perikanan Politeknik tersebut. Melalui hasil riset kolaborasi yang dilakukan mulai dari tahun 2015 sampai dengan sekarang, kincir ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain, dimana dissolved oxygen (DO) yang dihasilkan tinggi, cakupan area maupun tinggi semburan maksimal, biaya operasional lebih murah, sparepart mudah didapatkan, perawatan mudah dikerjakan dan tentu saja dengan harga lebih kompetitif.