Lebih lanjut, Endra memaparkan hingga saat ini akses air kepada masyarakat mencapai 92%, namun yang sudah dilayani oleh sistem perpipaan, artinya dihantarkan langsung ke rumah tangga, baru 30%. Sisanya masyarakat harus mengunjungi sumber mata air jika hendak mengakses air bersih.
Sedangkan untuk sanitasi saat ini baru mencapai 81%, namun untuk sanitasi perpipaan angkanya masih di bawah 50%. Artinya lebih dari 50% limbah masyarakat masih belum tertampung dalam satu wadah, alias terbuang sembarang.
Endra berharap, salah satu tujuan diselenggarakan World Water Forum ke-10 di Bali ini, mampu menurunkan gap tersebut. Baik melalui kerja sama pemerintah maupun skema investasi.
"Jadi forum ini merupakan upaya untuk mengejar ketertinggalan itu. Sehingga gap-nya tidak menjadi lebih lebar, dan semua negara mengakui bahwa kita sudah off track dari target SDGs tahun 2030," pungkasnya.
(FRI)