"Kecepatannya melebihi kecepatan kereta api cepat buatan Jepang yang mencapai 320 km per jam atau Jerman yang mencapai 330 km per jam," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/2/2023).
Dwiyana mengatakan, selain menghadirkan kereta generasi terbarunya, China juga memberikan jaminan transfer teknologi dan knowledge kepada putra putri Indonesia melalui training dan internship, sehingga KCIC dapat mengelola dan mengoperasikan KCJB.
Proses transfer teknologi dan knowledge selama periode konstruksi di antaranya pengalihan teknologi slab track dan fasilitas produksi dari kontraktor China ke kontraktor lokal. Dari sisi tenaga kerja, keberadaan proyek KCJB juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja lokal dalam jumlah besar.
“Kehadiran teknologi dan transfer knowledge dari negara dengan pengalaman yang dan perkembangan kereta api cepat di dunia ini sangat berharga bagi kemajuan Indonesia," ujarnya.
"KCIC bersama seluruh stakeholders akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan kehadiran Kereta Api Cepat pertama di Asia Tenggara,” tambahnya.