Menurutnya, hilangnya wisatawan selama sepekan lebih mempengaruhi perputaran ekonomi bagi pelaku wisata mulai dari komunitas jeep, warung yang tutup, penginapan hotel homestay yang terdampak, hingga pelaku penyewaan kuda.
"Itu tanggal 6 - 10 September saja, belum sampai tanggal 19 kemarin pembukaan, untuk kerugian rekreasi gabungan antara PNBP (Pendapat Negara Bukan Pajak). Kemudian teman - teman penyedia jasa jeep, kemudian warung hotel, homestay, nanti rinciannya akan kita kasihkan, tapi total 3 unsur tadi gabungan 5,4 miliar itu," terangnya.
Namun estimasi perhitungan kerugian itu di luar biaya beban pemadaman api melalui jalur udara melalui helikopter yang dikerahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan beberapa kerusakan pipa-pipa air milik warga yang menyebabkan adanya krisis air bersih di warga sekitar Gunung Bromo.
"Angka itu adalah di luar biaya water bombing yang dilaksanakan oleh BNPB. Kemudian di luar biaya air masyarakat yang rusak, rencananya akan diganti oleh Pemprov Jatim sesuai arahan Gubernur Jawa Timur," jelasnya.
Sebagai informasi, akses wisata ke Gunung Bromo kembali dibuka pada Selasa pagi (19/9/2023) usai dua pekan ditutup akibat kebakaran yang terjadi akibat flare yang dinyalakan oleh salah satu rombongan wisatawan yang melakukan prewedding. Pembukaan wisata ini setelah tim gabungan melakukan evaluasi dan penyisiran di beberapa titik yang sempat terbakar.