sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Keterbatasan SDM hingga Fasilitas, Ini Kendala Pengembangan Vaksin di RI

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
24/01/2022 19:40 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko, menuturkan ada beberapa tantangan yang selama ini menghambat vaksin di Indonesia.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko, menuturkan ada beberapa tantangan yang selama ini menghambat  vaksin di Indonesia. (Foto: MNC)
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko, menuturkan ada beberapa tantangan yang selama ini menghambat vaksin di Indonesia. (Foto: MNC)

IDXChannel - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menuturkan ada beberapa tantangan yang selama ini menghambat produksi dan pengembangan vaksin di Indonesia.

Menurut dia, problem utama pengembangan Vaksin Merah Putih di Indonesia salah satunya disebabkan dari belum adanya tim yang berpengalaman untuk mengembangkan vaksin. 

"Sehingga para tim itu bekerja sangat keras untuk melakukan berbagai percobaan, karena sebagian besar vaksin yang di produksi di Bio Farma itu berbasis pada lisensi," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RSP) bersama komisi VII DPR RI, Senin (24/1/2022).

Terkait pengalaman Handoko menjelaskan untuk menghasilkan sel clone yang murni dan terseleksi tanpa ada patogen, membutuhkan periset yang memiliki jam terbang yang cukup tinggi disamping yield yang juga tinggi agar produksi vaksin tersebut bisa diterima industri sehingga harga vaksin itu tidak mahal.

Selain itu menurutnya Indonesia juga belum banyak memiliki fasilitas uji terbatas yang berstandar GMP (Good Manufacturing Practice). Saat ini memiliki fasilitas tersebut hanyalah bio Farma.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement