Dia menerangkan, pembaruan kerja sama antara KPI dan Polytama ini merupakan tonggak penting dalam hilirisasi petrokimia di Indonesia. Selain sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, kerja sama ini berkontribusi dalam membangun industri petrikomia yang tangguh dalam pilar ekonomi nasional.
Hal ini seakan memecah kebuntuan dari persoalan klasik yang selama ini dialami sektor migas, yakni siapa yang akan menjadi pasar dari produk yang dihasilkan di hulu. Menurut Erwin, dalam konteks inilah, kehadiran Polytama sebagai mitra hilir KPI menjadi sangat strategis.
Dengan kapasitas yang terus berkembang dan dukungan dari berbagai pabrikan, Polytama mampu menyerap produk kilang seperti propylene dan mengolahnya menjadi PP yang memiliki nilai tambah tinggi.
“Dengan adanya kerja sama antara KPI dengan Polytama, memudahkan kita untuk melakukan pengembangan, termasuk diversifikasi dan penguatan agar produk yang dihasilkan oleh kilang bisa dimaksimalkan lagi dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata Erwin.
Sementara itu, VP Commercial & Sales KPI Aji Danardono menambahkan, sinergi yang dibangun oleh KPI dan Polytama meliputi kerja sama suplai produk hulu petrokimia yaitu Propylene untuk selanjutnya diolah menjadi produk hilir petrokimia yaitu PP.