Prospek ekonomi Malaysia untuk tahun 2024 terlihat lebih cerah setelah permintaan global yang lemah menyebabkan pertumbuhan melambat tahun lalu. Pemulihan berkelanjutan di China - mitra dagang terbesarnya - dapat membantu sektor manufaktur negara Asia Tenggara ini dan meningkatkan kedatangan turis serta investasi. Bank Negara Malaysia memperkirakan PDB akan tumbuh antara 4 persen dan 5 persen tahun ini seiring dengan membaiknya permintaan eksternal.
Risiko perlambatan belanja domestik, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan, tampaknya juga memudar. Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Selasa mengindikasikan bahwa dia tidak terburu-buru memotong subsidi BBM karena khawatir akan mendorong tekanan harga dan mengurangi konsumsi.
Bank sentral memperkirakan inflasi, yang telah berada di bawah 2 persen sejak September, dapat mencapai rata-rata 3,5 persen tahun ini jika subsidi dihapuskan secara bertahap.
Perkiraan inflasi didasarkan pada asumsi bahwa pemerintah akan menghapus subsidi bahan bakar secara "bertahap dan berurutan", kata Abdul Rasheed.
Dalam jangka pendek, reformasi subsidi dapat berdampak pada konsumsi dan investasi, meskipun hal ini akan dikurangi dengan bantuan pemerintah yang ditargetkan. Lebih dari itu, reformasi subsidi akan berdampak positif bagi negara: pengeluaran rumah tangga akan lebih hemat bahan bakar, dan ini akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi pada energi ramah lingkungan.