Data agregasi impor sepanjang Januari-September 2025 memang hanya meningkat 3 persen secara tahunan, tetapi impor Indonesia dari China meningkat drastis 20 persen.
Pada 2026, nilai impor dari China diperkirakan semakin tinggi seiring upaya diversifikasi pasar keluar dari AS. Selain itu, China juga berkepentingan menyelesaikan masalah kelebihan output industri manufaktur yang tidak terserap oleh pasar domestik akibat melemahnya konsumsi rumah tangga.
Menurunnya Harga Komoditas Energi
Kinerja ekspor pada 2026 juga akan dipengaruhi oleh potensi menurunnya harga komoditas energi, khususnya batu bara dan minyak mentah.
Bank Dunia memproyeksikan, harga batu bara pada 2026 akan mencapai USD100 per ton, atau 7 persen lebih rendah dari rata-rata harga batu bara sepanjang Januari-Oktober 2025 (USD108 per ton).
"Tergelincirnya harga batu bara tahun depan diperkirakan karena kelebihan suplai di pasar internasional, sementara permintaan cenderung mengendur karena kebijakan transisi energi," ujar Faisal.