Bahkan sejak awal 1900-an, Ekuador kerap dipimpin sejumlah presiden neo-liberal yang menerapkan penghematan dan resep pasar bebas ala IMF dan Bank Dunia.
Kebijakan itu memberi pengaruh buruk, perekonomian mereka kemudian carut marut hingga membuat inflasi mencapai 60 persen. Selain itu, standar kehidupan masyarakat pun berkurang sementara harga-harga barang terus naik dan Ekuador mengalami Depresi ekonomi.
Puncaknya di tahun 1999, kas negara Ekuador terkuras habis dan membuat negara dinyatakan bangkrut. Bahkan hingga kini, negara itu masih mengulanginya.
Krisis melanda
Dari luar, Ekuador tampak sebagai negara yang unik dengan pergantian presiden sebanyak enam kali dalam empat tahun saja. Faktanya, Ekuador memang terjerat ajaran-ajaran Neo Lliberal yang didesak Amerika Serikat (AS).
Setelah mengadopsi sejumlah resep dari IMF dan Bank Dunia, perekonomian Ekuador tak kunjung membaik. Depresi ekonomi yang dialaminya menuntut Ekuador harus melakukan pinjaman besar-besaran.