sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Miris Hiperinflasi Zimbabwe, Restoran Sampai Cetak ‘Uang’ Sendiri

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
24/03/2023 16:37 WIB
Kekacauan mata uang Zimbabwe dimulai pada awal 2000-an, ketika pemerintahan Presiden Robert Mugabe saat itu mencetak lebih banyak uang.
Kisah Miris Hiperinflasi Zimbabwe, Restoran Sampai Cetak ‘Uang’ Sendiri. (Foto: collectiblescurrency.com)
Kisah Miris Hiperinflasi Zimbabwe, Restoran Sampai Cetak ‘Uang’ Sendiri. (Foto: collectiblescurrency.com)

Angka ini sudah lebih ‘mending’ dibanding inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 229,8% dan telah turun dari puncaknya selama 18 bulan pada Agustus sebesar 285%.

Inflasi tahunan berada dalam tren penurunan sejak September 2022, dan mencapai level terendah sejak Maret tahun lalu. Secara bulanan, harga konsumen turun 1,6%, penurunan pertama sejak Juni 2018, setelah naik 1,1% di bulan sebelumnya.

Guna mengontrol kondisi hiperinflasi ini, Reserve Bank of Zimbabwe memutuskan untuk memangkas suku bunga secara ekstrim pada 2 Februari sebesar 50 poin persentase menjadi 150% di tengah ekspektasi bahwa tren penurunan inflasi akan berlanjut.

Zimbabwe saat ini menggunakan sistem perhitungan campuran untuk inflasi di mana gubernur bank sentral Mangudya mengatakan inflasi campuran merupakan inflasi yang paling tepat bagi perekonomian Zimbabwe.

Mengingat, penggunaan valuta asing yang meningkat dalam transaksi domestik dan tingginya tingkat simpanan valuta asing dan pinjaman di sektor perbankan sekitar 65%.

Namun, dampaknya, nilai tukar terhadap dolar AS melemah tak terkendali dan menyebabkan krisis uang cash. Diketahui satu Zimbabwean Dollar (ZWD) setara dengan USD0,0027631943, sementara 1 USD sama dengan 361.900 ZWD.

Ketika Zimbabwe secara resmi menggunakan dolar pada tahun 2010-an, banyak bisnis sempat menggunakan rand Afrika Selatan, yang pada saat itu diperdagangkan sekitar 10 rand terhadap dolar, sebagai uang kembalian.

Sejak itu, mata uang negara tetangga juga berfluktuasi nilainya dan tidak lagi menjadikannya alternatif yang bagus. Kondisi ini rentan menyebabkan depresiasi mata uang.

Depresiasi mata uang adalah penurunan nilai mata uang dalam hal nilai tukar terhadap mata uang lainnya. Depresiasi mata uang dapat terjadi karena faktor-faktor seperti fundamental ekonomi, perbedaan suku bunga, ketidakstabilan politik, atau penghindaran risiko di kalangan investor.

Kartu bank juga tidak banyak digunakan secara luas, karena banyak warga Zimbabwe sekarang menarik gaji mereka dalam dolar AS begitu masuk ke rekening mereka.

“Orang-orang Zimbabwe punya nama yang menyenangkan untuk menggambarkan bank di sana. Mereka menyebutnya bank NMB atau National Mattress Bank (Bank Kasur Nasional),” imbuh Mugano yang menggambarkan hilangnya kepercayaan masyarakat Zimbabwe terhadap otoritas keuangan negara tersebut. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement