"Saya kira ini bagian dari ekosistem dan klaster yang bagus disediakan oleh Qasir. Khususnya membantu UMKM dalam percepatan digitalisasi dan optimalisasi pendanaan bagi UMKM. Termasuk untuk mungkin integrasi data, dari data yang dimiliki Qasir bisa dipelajari kemungkinan kolaborasi bersama," imbuh Teten.
Apalagi saat ini sambung Menteri Teten, KemenKopUKM juga tengah melakukan Sistem Informasi Data Tunggal KUMKM (SIDT-KUMKM), sehingga penyediaan data dari pihak lain sangat penting dalam menunjang hal tersebut.
"Jumlah UMKM ini sangat banyak, sehingga datanya pun bergerak dinamis. Kita bisa mulai kolaborasi dengan Qasir untuk pendataan. Semoga bisa juga kerja sama dengan pihak lainnya," ucap Teten.
Mengamini, Co-Founder Qasir Rachmat Anggara & CEO Qasir Michael Liem menuturkan, data sebaran yang dimiliki pihaknya cukup relevan. Namun dari sisi adoptasi digital cukup relatif di berbagai daerah cukup berbeda. Terutama di luar Jawa dan Bali.
"Tapi bisa kami pastikan jika dipandang dari unit usaha, bisa dibilang secara ekosistem data Qasir ini cukup tervalidasi. Satu hal yang menarik yang ingin kami eksplorasi bersama KemenKopUKM adalah UMKM yang jumlahnya 62 juta ini masih banyak sub kategori di bawahnya. Misalnya koperasi petani dan lainnya," sebut Michael.