sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Komitmen Capai Net Zero Emission, Kilang Pertamina Hasilkan Green Fuel 3.000 BPD

Economics editor Febrina Ratna
14/07/2023 15:49 WIB
Kilang Pertamina mengembangkan Green Refinery di Cilacap dan berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas 3 KPBD (ribu barel per hari).
Komitmen Capai Net Zero Emission, Kilang Pertamina Hasilkan Green Fuel 3.000 BPD. (Foto: Pertamina)
Komitmen Capai Net Zero Emission, Kilang Pertamina Hasilkan Green Fuel 3.000 BPD. (Foto: Pertamina)

IDXChannel - PT Kilang Pertamina Internasional ikut berkomitmen mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Beberapa upayanya seperti mengembangkan kilang-kilang yang beroperasi saat ini menjadi Green Refinery untuk menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan atau green fuel.

Pengembangan Green Refinery juga menjadi inisiatif strategis perusahaan dalam mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional pada 2025, yaitu dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku terbarukan (renewable Feedstock).

Bahan baku yang diolah di kilang Pertamina antara lain minyak kelapa sawit / Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan ke depan dapat juga dikembangkan untuk mengolah minyak jelantah/Used Cooking Oil (UCO) menjadi biofuels.

Upaya pengembangan Green refinery di kilang Pertamina seperti yang dilakukan di kilang Cilacap telah berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas 3 KPBD (ribu barel per hari) dari feedstock RBDPO atau minyak kelapa sawit yang telah dijernihkan menjadi produk Green Diesel 100% yaitu Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD).

Pertamina RD saat ini telah dipasarkan di market domestik dan berkesempatan mendukung pemenuhan kebutuhan Renewable Power dari Generator Set (Genset) untuk di acara EWTG G20, dan Formula E World Championship. Selain pasar domestik, Pertamina RD juga dipasarkan secara ekspor untuk pasar Eropa pada Tahun 2022.

Produk green fuel lain yang dapat diproduksi melalui Green Refinery adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bahan bakar pesawat terbang (Bioavtur) yang juga telah dilakukan uji coba terbang dengan sukses pada tahun 2022 lalu dengan menggunakan CN235 dan kemudian akan dilanjutkan dengan uji terbang komersial (commercial flight Test) dalam waktu dekat untuk pengujian Bioavtur (SAF) pada salah satu pesawat komersial dari maskapai BUMN terbesar di tanah air.

Pengembangan Green Refinery akan terus dikembangkan seperti Green Refinery Cilacap fase 2 untuk meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 6 KBPD dengan varian feedstock yang lebih luas yaitu dapat mengolah hingga spesifikasi Minyak Jelantah / Used Cooking Oil (UCO). Green Refinery Cilacap Fase 2 ditargetkan dapat onstream pada 2026 untuk meningkatkan kualitas produk dan menurunkan emisi gas buang. Selain Cilacap pengembangan Green Refinery Plaju dengan kapasitas pengolahan 20 KPBD dapat memproduksi Pertamina RD(HVO), Bioavtur(SAF), dan BioNaphta yang ditargetkan dapat selesai pada 2027.

Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menyampaikan  pengembangan Green Fuels dari Green Refinery Pertamina menunjukkan komitmen Kilang Pertamina dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’ serta sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.

"Green Refinery Pertamina merupakan komitmen Kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Taufik dalam siaran pers, Jumat (14/7/2023).

Roadmap pengembangan Kilang Pertamina saat ini mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dimana kebutuhan Produk BBM diperkirakan akan terus meningkat hingga Tahun 2040. Berdasarkan RUEN, maka roadmap pengembangan kilang Pertamina disusun berdasarkan : (1) Kapasitas pengolahan dari 1,05 Juta BPD menjadi 1,4 Juta BPD, (2) Produksi BBM dari 700 KBPD menjadi 1,2 Juta BPD, (3) Produksi Petrokimia 1,6 Juta Ton Per Anum menjadi 7,4 Juta Ton Per Anum.

Hal tersebut juga terus mendukung kebutuhan BBM khususnya produksi Solar dan Avtur yang sepenuhnya diproduksi dari dalam negeri (sejak 2019 telah mandiri) dan menurunkan impor produk Gasoline dari 60% menjadi sekitar 25%.

Dengan roadmap pembaharuan kilang-kilang Pertamina maka pengembangan yang dilaksanakan telah mempertimbangkan strategi yang berorientasi lingkungan dan produksi BBM ramah lingkungan setara dengan EURO V serta peningkatkan Nelson Complexity Index (NCI) atau kompleksitas kilang yang akan meningkat untuk dapat lebih banyak memproduksi valuable product.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa sebagai upaya memperkuat ketahanan dan kemandirian energi, Pertamina telah membangun Green Refinery agar dapat meningkatkan produksi BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kilang hijau ini mengolah bahan nabati dalam negeri yang tersedia di berbagai daerah, sehingga kita dapat meningkatkan produksi bio-fuel yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement