“Dengan kelas jalan yang tidak memadai, yang merasa terhambat tidak hanya perusahaan, tetapi juga petani merasa dirugikan. Karena yang seharusnya satu kali angkut dengan fuso truk gandeng, harus dua sampai tiga kali angkut. Artinya, ada tambahan biaya petani,” tandasnya.
Syukur menambahkan, potensi lahan yang ada di Blitar masih banyak, belum lagi yang berada di daerah sekitarnya. Tahun pertama dan kedua, produksi PT RMI bisa mencapai 6.500 ton tebu per hari, dan tahun ini sudah mencapai 9.000-10.000 ribu ton tebu per hari.
“Produksi gula di Blitar menyumbang stok nasional hingga 100 ribu ton. Tingginya stok ini karena lahan tebu yang ada semakin luas,” ujarnya.
(FRI)