IDXChannel - Saat ini, krisis energi tengah terjadi di berbagai negara dunia. Tidak hanya Uni Eropa dan Inggris, China, India, Afrika, dan Timur Tengah juga mengalami krisis energi.
Ini ditandai dengan meroketnya harga gas dan batu bara, diikuti oleh kenaikan harga minyak. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, krisis energi yang terjadi saat ini bukan hal yang baru.
Hubungan krisis energi di negara-negara tersebut berkaitan dengan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
"Salah satu krisis yang cukup penting adalah krisis harga minyak di tahun 70-an. Kemudian krisis energi tahun 2008 yang kita tahu harga minyak pernah naik sangat tinggi mencapai USD160 per barel. Ini menunjukkan bahwa volatilitas harga energi primer khususnya energi fosil itu sangat tinggi," ujarnya dalam webinar Senin (11/10/2021).
Menurut dia, krisis energi yang terjadi saat ini bukan krisis energi terbarukan, melainkan krisis harga bahan bakar fosil. Hal ini karena bahan bakar fosil merupakan komoditas global yang dapat diperdagangkan. Bahan bakar fosil juga sangat bergantung pada permintaan dan penawaran yang menentukan harganya.