IDXChannel - Dunia kini tengah dilanda krisis energi. Hal tersebut ditandai dengan sulitnya negara-negara lain, seperti India, Inggris, China dan Singapura dalam mendapatkan sumber energi. Harga gas, minyak dan batu bara juga melambung. Negara yang mengalami krisis ini berpeluang besar akan berpotensi mengalami stagflasi. Kondisi ini terjadi saat inflasi sedang tinggi, sementara kondisi ekonomi negara cenderung stagnan.
Bagi Indonesia, krisis energi tentunya akan berdampak. Melansir Sindonews, Senin (25/10), peningkatan inflasi Indonesia terancam meningkat. Kenaikan harga komoditas energi di pasar internasional, akan mengerek naik biaya produksi di dalam negeri.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, sebagaimana dikutip Sindonews, produksi pupuk bisa dijadikan contoh. Jika bahan bakarnya, yakni gas bumi mengalami kenaikan maka sudah pasti biaya produksinya juga akan naik. Ujungnya, produk pupuk milik petani memiliki harga yang tinggi. Jika sudah begini, maka harga pangan juga akan ikut naik. Masyarakat sebagai konsumen yang kelak menangung imbas dari mahalnya harga energi.
SISI POSITIF
Akan tetapi, Indonesia masih memiliki peluang positif di tengah krisis energi dunia yang sedang terjadi. Melansir jurnal Indonesian Perspective berjudul ‘Indonesia dalam Pusaran Politik Energi Global’, negeri ini memiliki kekayaan sumber daya ayam yang sangat melimpah dan beragam. Terutama, minyak bumi, batu bara dan gas alam.
Potensinya pun sangat besar, Cadangan minyak yang ada di Indonesia berkisar di angka 9 miliar barel dan cadangan batu bara adalah 19, 3 miliar ton per tahun dengan kapasitas produksi 130 juta ton per tahunnya. Fakta ini membuat Indonesia dipandang oleh negara-negara besar dan maju sebagai salah satu cadangan sumber energi, guna memenuhi kebutuhan energi mereka. Indonesia juga berpeluang untuk memiliki peran besar dalam politik energi global karena sudah mendapat perhatian dari negara industri yang maju.