"Tanda-tandanya sudah nyata. PHK massal di Tokopedia baru-baru ini. Bytedance yang sudah menguasai 75 persen saham di Tokopedia. Dengan penguasan itu, mereka bisa berbuat semaunya demi bisnis mereka sendiri," tutur Amin.
Secara natural, pihak ByteDance dikatakan Amin tentu akan mengutamakan sistem yang mereka bangun dan kembangkan, termasuk SDM yang telah sesuai dengan sistem milik mereka.
Pada akhirnya, pengoperasian sebagian besar sistem dan teknologi tersebut tidak perlu lagi dilakukan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan efisiensi biaya operasional perusahaan yang menjadi alasan utama PHK massal di Tokopedia.
"Jika tidak diantisipasi secara tegas dengan kebijakan protektif terhadap industri dalam negeri, maka perdagangan digital bisa menjadi mesin pembunuh bagi industri lokal, seperti yang dialami (saat ini terjadi) di industri tekstil dalam negeri," ungkap Amin.
Amin juga sudah menduga, Tiktok sudah mulai melakukan penguasaan data dengan digabungnya seller center antar dua perusahaan. Big data, kata Amin, adalah hal sangat penting bagi perusahaan digital, terlebih saat ini yang memegang kendali merupakan raksasa teknologi China, Bytedance.