Serta, lebih rendah dari target 2022 yang direncanakan sebesar 5.800 mmscfd.
Dalam kesempatan ya mng sama, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menerangkan rendahnya realisasi minyak dan gas (migas) siap jual atau lifting migas pada 2022 akibat dampak dari penyebaran virus Covid-19. Situasi ini mengakibatkan aktivitas pengeboran menjadi terhambat.
"Kita tuh ngebor di atas 1.000 terakhir kali di 2014, habis itu turun terus seiring dengan mungkin semakin susahnya mencari potensi baru. Ada Covid lagi segala macam," jelas Wahju. (NIA)