Lebih lanjut, Luhut menyebutkan bahwa produsen tersebut memerlukan adanya suplai tembaga untuk membuat suatu ekosistem dari mobil listrik. Dia pun menyebut pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur harus terus didukung.
Dia menargetkan pabrik ini dapat beroperasi secara komersial pada Mei 2024. Adapun Luhut mengatakan bahwa proyek ini menelan investasi USD860 juta dengan kapasitas 100 ribu ton.
Bahan baku foil tembaga ini diproduksi dari bahan baku katoda tembaga dari smelter PT Freeport Indonesia. "Hilirisasi tembaga ini harus menjadi prioritas utama kita, karena dalam setiap satu mobil listrik dibutuhkan tembaga sebayak 56 kg di luar tenaga di baterai listriknya," katanya.
(FRI)