“Bagaimana pemerintah mencari cara misalnya untuk orang-orang yang tidak punya kemampuan untuk berdagang secara online atau bagaimana produknya supaya terjual, ini yang menjadi soal dan harus dicarikan solusinya,” tandasnya.
Menurut dia, migrasi masyarakat secara besar-besaran berpotensi memungkinkan terjadinya klaster baru Covid-19. Namun, jangan sampai kebijakan tersebut juga menjadi gejolak dalam konteks penanganannya.
“Terkadang namanya rindu itu tidak pakai aturan. Namanya kangen, cinta, itu sudah tidak ada aturan. Nanti pasti ada yang melanggar karena saking rindunya. Yang kayak begitu gimana cara pemaklumannya, bagaimana cara memberikan sanksinya supaya terasa adil karena lebaran itu ada kaitannya dengan rasa rindu, dan mengatur rasa rindu itu memang sulit,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum DPP PKB itu pun menjelaskan tentang teori dalam Islam, di mana ada kaidah dar’ul mafasid muqoddamu ala jalbil masholih, yakni menolak keburukan harus didahulukan daripada mengambil manfaat atau kemaslahatan.
Jadi kemaslahatan mudik itu dinomorduakan, yang dinomorsatukan adalah mencegah terjadinya wabah klaster dan makin banyaknya orang yang terkena Covid-19, apalagi sampai meninggal.