IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa diversifikasi batik mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Nilai ekspor batik pada Januari hingga Juli 2020 mencapai USD21,54 juta, sedangkan dalam periode Januari hingga Juni 2019 angka tersebut berada di posisi USD17,99 juta.
"Pertumbuhan nilai ekspor batik ini disebabkan oleh semakin banyaknya diversifikasi dari produk batik," kata Airlangga saat kunjungan ke pelaku usaha batik di Kota Pekalongan, seperti dikutip Jumat (17/9/2021).
Berdasarkan potensi itulah industri kerajinan dan batik didukung sebagai salah satu sektor yang dapat menjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional. Negara yang menjadi pasar utama batik Indonesia antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Melihat potensi yang sangat besar, Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya membuka pasar-pasar baru pada skala global.
Upaya ini diyakini dapat membantu kembali meningkatkan kinerja industri batik nasional di tengah dampak pandemi sekaligus semakin memperkenalkan beragam batik khas Indonesia. "Batik yang diproduksi adalah batik tulis dan batik cap. Pemerintah berkomitmen bahwa batik ini selalu menjadi pakaian resmi seragam Pemerintah," tuturnya.
Dalam kunjungannya tersebut, Menko Airlangga mendengarkan aspirasi pemilik dan pengrajin batik serta mempraktekkan langsung cara membatik menggunakan alat tradisional canting. Berdasarkan keterangan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja setempat, UKM sektor usaha batik di Kota Pekalongan berjumlah 871 unit usaha dan selama pandemi Covid-19 tetap mampu bertahan dan cenderung mengalami peningkatan jumlah pelaku usaha.