Qatar juga memiliki saham perusahaan-perusahaan besar di Inggris, seperti Barclays, supermarket Sainsbury’s, Bandara Heathrow, perusahaan air Severn Trent.
Bila dijumlah secara total, jumlah investasi Qatar di Inggris mencapai GPB40 miliar (Rp756 triliun). Karena hal tersebut, Qatar menjadi negara paling berpengaruh untuk Inggris.
Pada bulan Mei 2022 saat PM Borish Johnson masih berkuasa, terdapat kesepakatan antara Inggris dan Qatar untuk berinvestasi senilai GPB10 miliar selama lima tahun ke depan untuk sektor siber dan ilmu hayati.
Pengurangan pasokan gas Rusia sebesar 4% dan hilangnya pasokan dari Laut utara, menjadi motivasi bagi Pemerintah Inggris untuk menjaga hubungan diplomatik dengan Qatar.
Meskipun begitu kebutuhan gas United Arab (UE) lebih banyak dan mendesak dibanding Inggris, sehingga harus membeli dari Rusia. Kebutuhan gas UE dari Qatar hanya berjumlah 5%.
Selain Inggris, negara Eropa lain yang membutuhkan pasokan gas secara besar-besaran adalah Jerman. Olaf Scholz, Kanselir Jerman menyebut, Qatar menjadi strategi utama bagi negara Jerman untuk beralih dari gas Rusia.
Namun ada kesulitan saat negosiasi kontrak Kerja sama. Qatar menginginkan kontrak berjangka panjang sekitar 15-20 tahun, namun hal itu tidak bisa dipenuhi negara-negara Barat karena usaha mereka untuk mengurangi karbon.