- Harga Properti dan Sewa Rumah Melambung
Dari semua sektor ekonomi, pasar perumahan menjadi yang paling terpukul akibat kenaikan suku bunga The Fed. Dengan tingkat suku bunga hipotek dua kali lipat hanya dalam waktu delapan bulan menjadi rata-rata 6,25% saat ini untuk hipotek suku bunga tetap 30 tahun.
Dengan kenaikan hipotek bulanan pada rumah yang harga rata-ratanya telah melonjak hampir 60%, hanya sekitar 17 juta lebih sedikit rumah tangga yang memenuhi syarat hipotek, berdasarkan proyeksi Oxford Economics.
Menurut Ryan Wang, ekonom Bank HSBC AS, Naiknya harga sewa juga menekan pendapatan dengan tingkat kenaikan menjadi 6,4% pada Agustus dibanding tahun lalu, sedangkan tingkat kenaikan dalam 3 bulan melonjak menjadi 8,6%, mengutip Reuters.
- Kontrol Harga Pangan dan Gas Tak Terjangkau The Fed
Kenaikan suku bunga akan mempengaruhi harga makanan dan energi, khususnya gas. Kondisi ini berada di luar jangkauan bank sentral, mengingat sektor makanan dan energi fluktuasinya ditentukan oleh faktor global, terutama hal yang mempengaruhi pasokan.
Harga bensin melonjak di AS menjadi lebih dari $5 per galon pada pertengahan Juni sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi ini telah menurun menjadi sekitar $3,70 per galon dalam 11 minggu berturut-turut.
Harga bensin diperkirakan akan terus turun dalam beberapa bulan mendatang karena produksi yang berlimpa di negara Paman Sam.
Tetapi perang yang sedang berlangsung di Ukraina serta kekeringan parah di Eropa dan China, akan membuat harga pangan AS, yang sudah naik lebih dari 11% akan terus meningkat, setidaknya hingga awal tahun depan.
Ancaman Rusia yang akan mengirim lebih banyak pasukan ke Ukraina semakin meningkatkan eskalasi konflik. Kondisi ini akan mempengaruhi rantai pasok bahan makanan dan membahayakan jalur perdagangan Laut Hitam yang memungkinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina terhambat. (ADF)