sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

LPEI Dorong Pertumbuhan Ekspor Tumbuhan Superfood Kelor

Economics editor Tim IDXChannel
17/11/2024 19:05 WIB
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengembangkan potensi ekspor daun kelor.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengembangkan potensi ekspor daun kelor.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengembangkan potensi ekspor daun kelor.

Dia menambahkan, produk pertama yang diekspor adalah tepung kelor, yang dikirimkan ke Australia pada awal tahun 2021. Pengiriman pertama tersebut seberat 20 kg dalam satu koli.

Kini, mereka bisa mengirimkan hingga 300 kg dalam satu pengiriman, dengan frekuensi pengiriman antara satu hingga tiga kali dalam sebulan. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor mencapai sekitar USD5,400 per bulan.

Lebih dari 75 persen dari total penjualan produk Keloria Moringa saat ini berasal dari pasar ekspor, sementara sisanya 25 persen ditujukan untuk pasar lokal. Produk tepung kelor ini juga digunakan di luar negeri sebagai campuran jamu dan bumbu masakan.
 
LPEI juga membina Desa Devisa Daun Kelor yang turut mengembangkan produk kelor sebagai komoditas unggulan.

Desa Devisa ini semakin maju berkat program pendampingan yang mencakup peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran, yang menjadikan produk kelor lokal dikenal lebih luas di luar negeri.

Desa yang terletak di Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura ini telah menerima pendampingan khusus dari LPEI seperti pendampingan sertifikasi organik, yang memungkinkan produk daun kelor mereka untuk menembus pasar Amerika, Eropa, dan Australia.

Dengan peningkatan kapasitas produksi yang signifikan, desa ini sekarang dapat memproduksi dalam bentuk bubuk daun kelor dari 500 kg per hari menjadi 1,5 ton per hari, serta mengalami efisiensi biaya produksi sebesar Rp14.400 per kg.

Saat ini, kapasitas produksi kelor desa tersebut mencapai 12 ton/bulan dalam bentuk bubuk dan 20 ton/bulan untuk daun kering. Sekitar 90 persen dari produk daun kelor tersebut diekspor langsung ke luar negeri, terutama ke Malaysia.

Produk kelor dari Sumenep yang kaya nutrisi sangat diminati pasar internasional, karena tidak hanya digunakan untuk makanan dan obat-obatan, tetapi juga kosmetik dan pakan ternak. Daun kelor yang dihasilkan dianggap memiliki kualitas tinggi, sehingga menambah daya jual di pasar global.

Dia melanjutkan, peran LPEI di Desa Devisa Daun Kelor juga berkontribusi pada pemberian alat pengering dan mesin tepung yang membantu meningkatkan produksi. Dengan kolaborasi yang kuat antara LPEI dan lembaga pendamping PT AGRO DIPA SUMEKAR, kini lebih dari 1.700 petani di 9 desa lokal terlibat dalam produksi daun kelor dan berhasil meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.

"Keberhasilan ini dicapai dengan kemampuan tanaman kelor yang dapat dipanen dalam waktu hanya tiga bulan untuk diambil daunnya, dengan setiap pohon dapat menghasilkan 1 kg-2 kg daun kelor basah," kata dia.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement