Kondisi ini membawa penurunan tahun ini menjadi 66%, di tengah pasokan LNG yang melimpah, pengurangan konsumsi, kondisi cuaca ringan, pembangkit listrik terbarukan yang lebih kuat dan melemahnya permintaan dari Asia.
Adapun di pasar Amerika, menurut data EIA, harga gas alam untuk pasar spot Henry Hub turun 1 sen dari USD2,25 per juta British thermal unit (MMBTU) Rabu lalu menjadi USD2,24/MMBtu pada Selasa (31/5/2023). (Lihat grafik di bawah ini.)
Di pasar Asia, berdasarkan data Institute for Energy Economics And Financial Analysis (IEEFA), permintaan Asia untuk LNG terus turun pada kuartal pertama 2023.
Jika dibandingkan tahun lalu, penurunan ini lebih rendah meskipun harga global juga mengalami penurunan dan akibat permintaan gas terus menurun di Eropa.
Penurunan impor LNG di pasar utama Asia seperti Jepang, China, dan Asia Selatan melebihi peningkatan permintaan di Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Singapura, menurut data dari IHS Markit dan Bloomberg New Energy Finance (BNEF).
Permintaan LNG secara tahunan Asia turun 7% sepanjang 2022. Adapun permintaan LNG di dua pasar terbesar, yakni Jepang dan China, bahkan turun dari level baseline yang lebih rendah pada 2022.
Melihat tren ini, sepertinya keputusan domestifikasi LNG untuk kebutuhan dalam negeri menjadi salah satu pilihan terbaik saat ini. Namun, kisruh blok Masela antara pemerintah dan Shell menjadi pekerjaan rumah (PR) tambahan bagi pemerintah untuk menggenjot produksi LNG nasional. (ADF)