Menurutnya, efisiensi tersebut akan jauh bertambah lebih besar seiring peningkatan produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Lebih jauh Luhut mengungkapkan, penggunaan kendaraan listrik juga berdampak pada nilai tambah yang lebih besar untuk perekonomian negara. Sebab, ada banyak komponen yang saat ini bahan bakunya ada di Indonesia, seperti nikel.
Semakin panjang industri pendukung di belakang, maka akan banyak transaksi yang tentu akan dilakukan.
"Selain itu dengan memproduksi baterai di dalam negeri, nilai TKDN KBLBB yang awalnya 40 persen naik menjadi jauh lebih tinggi menjadi 80 persen, ini langkah awal untuk mendorong peningkatan nilai tambah bagi industri dalam negeri," kata Luhut.
"Melalui pemanfaatan sumber daya alam kita yang kaya, Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global kendaraan listrik dari hulu sampai hilir," ujarnya.
(YNA)