IDXChannel - Thailand dan Malaysia menghadapi ancaman kenaikan inflasi setelah kedua negara Asia Tenggara tersebut memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (4/7/2024), Malaysia menaikan harga solar bulan lalu. Pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga berencana memangkas subsidi bensin RON95 di masa depan.
“Risiko pada 2025 jika pemangkasan subsidi RON95 terjadi bersamaan dengan kenaikan gaji pegawai negeri sebesar 13 persen mulai Desember ini,” kata ekonom HSBC Yun Liu.
HSBC memperkirakan inflasi Malaysia mencapai 2,7 persen tahun ini dan 3 persen pada 2025, lebih tinggi dari 1,8 persen yang dicatat pada periode Januari-Mei 2024. Bank tersebut juga membatalkan prediksi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada awal 2025.
Thailand juga menaikkan harga solar ke THB33 per liter dari THB30 per liter baru-baru ini. Kenaikan lanjutan diperkirakan terjadi dalam waktu dekat.
“Dengan Dana Bahan Bakar Minyak menghadapi tekanan dan pendapatan pemerintah yang berada di bawah target tahun ini, sulit untuk mengesampingkan penyesuaian kenaikan lebih lanjut terhadap harga solar setelah masa berlaku kebijakan batas atas THB33 baht per liter berakhir pada tanggal 31 Juli,” kata Krystal Tan, ekonom di ANZ.
Menurut ekonom DBS Bank Han Teng Chua, dengan tingginya harga solar di Thailand, pulihnya sektor pariwisata, dan berjalannya program bantuan tunai pemerintah, inflasi dapat melonjak menjadi 0,9 persen untuk setahun penuh pada 2024 dari -0,1 persen pada periode Januari-Mei.
Hal ini mungkin menghalangi Bank of Thailand untuk melonggarkan kebijakan moneternya dan memaksanya mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 2,5 persen di sisa tahun ini. (WHY)