IDXChannel - Dipercayanya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan RCID ke-2 membuat pemerintah optimis dapat berpenagruh terhadap perekonomian. Bahkan, merangsek masuk ke dalam 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemanfaatan teknologi 4.0 dapat menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi ini merupakan salah satu instrumen mewujudkan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, dan berdaya saing.
"Merujuk target besar dari peta jalan Making Indonesia 4.0, yakni menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030" ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Kamis (11/11/2021).
Berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Kemenperin dalam mempercepat transformasi industri 4.0, antara lain membentuk Ekosistem Indonesia 4.0 (SINDI 4.0), membuat Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), dan menetapkan sejumlah perusahaan manufaktur sebagai national lighthouse industri 4.0.
Selanjutnya, menghubungkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) ke marketplace melalui program e-Smart IKM, serta membangun Pusat Industri DIgital 4.0 (PIDI 4.0) yang terdiri dari lima pilar layanan, yaitu Showcase Center, Capability Center, Ekosistem Industry 4.0, Delivery Center, dan Innovation Center.
Namun demikian, lanjut Agus, Indonesia masih terus belajar dari negara-negara lain yang sudah maju dalam mengadopsi teknologi digital, khususnya di sektor industri.
“Indonesia masih perlu melihat best practices dari negara yang sudah lebih siap menerapkan teknologi industri 4.0,” imbuhnya.
Menperin berharap, penyelenggaraan RCID ke-2 ini menjadi forum bagi negara-negara di Kawasan Asia Pasifik untuk saling bertukar pandangan, kebijakan, pengetahuan, dan gagasan dalam pembangunan industri, khususnya mengenai transformasi digital.
“Transformasi industri 4.0 dan transisi energi menuju green industry untuk menjamin pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.
Agus menyampaikan pula, RCID ke-2 ini akan menjadi tonggak penting menuju persiapan pertemuan Trade Investment and Working Group (TIIWG) G20 yang akan berlangsung pada tahun 2022.
Dalam konteks ini, RCID ke-2 dikemas sebagai forum pendahuluan untuk membahas dan mendapatkan input kawasan terhadap isu-isu prioritas di sektor industri yang akan diusung pada pertemuan TIIWG dalam Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.
“Pertama kali dalam sejarah G20, nantinya akan melibatkan seluruh menteri perindustrian dari negara-negara G20. Tentu kita akan mengangkat isu industri yang menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Oleh karena itu, pada RCID ke-2 ini dibahas beberapa isu penting, antara lain mengenai pemulihan kesehatan global, transformasi industri 4.0, dan transisi energi menuju industri hijau. (TYO)