Menurut Endra, proyek pembangunan embung dibiayai langsung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan rata-rata biaya konstruksi mencapai Rp30 miliar sampai Rp35 miliar untuk satu embung.
"Biayanya (tergantung) luas embung yang dibangun. Dan bukan hanya untuk konstruksi saja, tapi sudah termasuk juga biaya penataan landscape dan repraiant di sekitar kawasan bendungan," ujar Endra.
Endra menjelaskan, secara garis besar lahan IKN memang mayoritas berbentuk kontur, sehingga bila terjadi hujan, air yang datang akan langsung mengalir ke wilayah yang lebih rendah.
"Jadi kalau (airnya) langsung kita lepas, kan sayang, sehingga coba kita pertahankan menjadi landscape kawasan. Selain untuk konservasi air, ini juga untuk menurunkan iklim di sini, ada evaporasi dari air, sehingga bisa mempengaruhi iklim mikro," ujar Endra.
Salah satu embung yang telah rampung dibangun dan ditinjau adalah Embung MBH, yang merupakan singkatan dari nama Menteri PUPR/Plt Kepala OIKN, Muhammad Basuki Hadimuljono.