IDXChannel - Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira mengatakan, fenomena startup terancam gulung tikar dinilai karena kurangnya inovasi dan rasa memiliki untuk mengembangkan SDM usaha tersebut.
Dia menilai fenomena meningkatkan valuasi sejumlah start up di tanah air, untuk kemudian dijual kepada investor tidak hanya merugikan startup tersebut, namun berimbas kepada larinya kepemilikan merek startup kepada investor lain.
“Harusnya ada kesadaran si pemilik startup untuk berusaha naik kelas. Jadi tidak hanya sekadar meningkatkan valuasi perusahaan habis itu dijual kepada investor lain yang kebanyakan dari luar negeri,” ujarnya, kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Menurut dia, tantangan-tantangan tersebut menjadi tugas tersendiri tidak hanya bagi pemerintah namun juga pada kelompok asosiasi pengusaha.
“Maka dari itu, kami di HIPMI tidak berhenti untuk memberikan penyadaran bahwa pentingnya berwirausaha menciptakan entrepreneur baru untuk terus naik kelas. Jangan hanya ketika valuasi naik, dijual lalu ditinggalkan. Ini yang akan kita ubah. Karena semakin banyak entrepreneur baru bisa memberikan multiplier efek yang besar,” ujar Anggawira yang akrab disapa AW.