IDXChannel - Indonesia sampai saat ini masih bergantung besar terhadap impor bahan bakar minyak (BBM). Dengan perang Rusia-Ukraina yang saat ini terjadi, pemerintah perlu was-was, karena terus mengerek harga minyak mentah di pasar internasional yang sudah tembus di atas USD100 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM mengatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang sejak awal pandemi atau April 2020 berada pada USD 20 per barel, kini meningkat lebih dari 4 kali lipat hingga mencapai USD 85,9 per barel pada Januari 2022.
"Konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi di tengah pandemi Covid-19, semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat, " kata Agung, Sabtu (26/2/2022).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume impor BBM Indonesia sepanjang 2021 lalu mencapai 21,93 juta ton naik 5,5 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 29,79 juta ton.
Secara nilai, impor BBM sebanyak itu pada 2021 menghabiskan biaya sebesar US$14,39 miliar atau lebih dari Rp205 triliun. Nilai ini melonjak 74 persen dibanding tahun 2020.
Agung mengatakan, tren kenaikan harga dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini terus menjadi perhatian Pemerintah. Adapun sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih impor.
Secara rinci, ICP dalam 6 bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan, dimulai pada Agustus 2021 sebesar USD 67,8/barel dan terus meningkat tiap bulannya hingga Januari 2022 yaitu USD 72,2 per barel (September), USD 81,8 per barel (Oktober), USD 80,1 per barel (November), USD73,4 per barel (Desember) dan pada Januari 2022 sebesar USD 85,9 per barel.
"Jika dilihat lebih jauh, kenaikan mulai terjadi pasca ICP rendah pada April 2020 sekitar USD 20 per barel," kata Agung. (RAMA)