sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Masih Paling Rendah, Menkeu Sebut Utang RI Tembus Rp6.074 Triliun

Economics editor Rina Anggraeni
23/02/2021 15:51 WIB
Utang luar negeri Indonesia meningkat 8% dan sudah mencapai Rp6.074,56 triliun per Desember 2020.
Masih Paling Rendah, Menkeu Sebut Utang RI Tembus Rp6.074 Triliun (FOTO: MNC Media)
Masih Paling Rendah, Menkeu Sebut Utang RI Tembus Rp6.074 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Utang luar negeri Indonesia meningkat 8% dan sudah mencapai Rp6.074,56 triliun per Desember 2020. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini jumlah utang tersebut masih aman dan kenaikkan utangnya masih yang terendah dibanding negara lain.

"Tingkat utang dan tambahan utang publik Indonesia terjaga dan menjadi salah satu yang terendah," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (23/2/2021).

Ia mengungkapkan, banyak negara lain di dunia meningkatkan porsi utangnya karena harus menghadapi gelombang pandemi virus Covid-19. Bila dibandingkan dengan negara lain, peningkatan utang Indonesia masih yang paling rendah.

Ia membandingkan rata-rata kenaikan utang negara lain mencapai 20%. Sebagai contoh Sri Mulyani membandingkan kenaikan utang luar negeri Amerika Serikat yang meningkat 22,5% dan Jepang yang melonjak hingga 28%.

"Kenaikan utang publik dan pemerintah akibat counter cycle selama setahun utang kita meningkat 8%," ujar Sri Mulyani.

Dia menambahkan pasar utang Indonesia memang belum sedalam negara maju. Lantaran Indonesia masuk sebagai negara berkembang yang mana harus menjaga defisit fiskalnya.

"Pasar utangnya belum sedalam negara maju. Kita enggak bisa membandingkannya karena kita harus menjaga fiskal kita untuk melihat secara teliti mana yang harus berdampak," tandasnya.

Seperti diketahui, utang luar negeri Indonesia per Desember 2020 tercatat mencapai Rp6.074,56 triliun, dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,68 persen.

Dari jumlah utang tersebut, tercatat 85,96 perseb dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5.221,65 triliun.


Adapun rinciannya terdiri dari pasar domestik dan valas. Dari pasar domestik terkumpul Rp4.025,62 triliun. Terdiri dari Surat Utang Negara sebanyak Rp3.303,78 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp721,84 triliun.

Sedangkan dari valas totalnya Rp1.196,03 triliun. Terdiri dari Surat Utang Negara Rp946,37 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp249,66 triliun.

Sementara itu, sisa utang pemerintah berasal dari pinjaman sebesar Rp852,91 triliun atau 14,04 persen. Terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp11,97 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp840,94 triliun.

Lebih rinci, komponen pinjaman luar negeri terdiri dari bilateral, multilateral dan bank komersial. Antara lain pinjaman bilateral sebanyak Rp333,76 triliun, pinjaman multilateral Rp464,21 triliun dan pinjaman bank komersial Rp42,97 triliun. (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement