sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Melihat Nasib Dolar AS Pasca Kesepakatan Utang

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
06/06/2023 13:07 WIB
Pekan ini bakal menjadi penuh tekanan bagi instrumen safe haven dolar Amerika Serikat (AS). Dolar terpantau melemah pada awal pekan, Senin (5/6/2023).
Melihat Nasib Dolar AS Pasca Kesepakatan Utang. (Foto: MNC Media)
Melihat Nasib Dolar AS Pasca Kesepakatan Utang. (Foto: MNC Media)

Kuatnya Ekonomi AS Bisa Jadi Sentimen Positif

Sebelumnya, pada pekan lalu reli dolar didukung sentimen pasca AS secara resmi menyepakati plafon utang yang menyelamatkan negeri Paman Sam dari risiko gagal bayar utang.

Di samping itu, data pada Jumat menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS tercatat menambah 339.000 pekerjaan pada Mei. Namun AS mengalami lonjakan pengangguran ke level tertinggi selama tujuh bulan terakhir sebesar 3,7%.

Dolar sempat naik setelah data kenaikan pekerjaan ini yang mendorong ekspektasi bank sentral The Federal Reserve (The Fed) untuk terus menaikkan suku bunga karena inflasi yang tetap tinggi.

Bank sentral AS kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga pada Juni. Namun, investor bertaruh sebesar 65% menyatakan kemungkinan akan terjadi kenaikan suku bunga 25 basis poin tambahan pada Juli, menurut FedWatch CME Group tool.

Adapun Goldman Sachs dalam analisis terbarunya mengatakan ekonomi AS yang sangat kuat menunjukkan masih terlalu dini untuk bertaruh pada turunnya greenback.

Menurut Goldman Sachs, tren ekonomi AS yang lebih kuat dan lemahnya ekonomi Eropa dan China terus menjadi sentimen positif untuk dolar dalam waktu dekat.

Pernyataan itu dirilis setelah ekonomi AS melaporkan data pekerjaan bulanan yang meledak pada Jumat (2/6/2023).

Menurut Alat Monitor Suku Bunga The Fed oleh Investing.com, sekitar 75% investor mengharapkan The Fed menahan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya akhir bulan ini dengan sekitar 50% mengharapkan bank sentral untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada bulan Juli.

"Kami berharap konferensi pers Ketua (Jerome Powell) akan sangat terfokus pada kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga dalam jangka waktu yang lama," kata Morgan Stanley dalam catatan Senin.

Namun, jika The Fed menaikkan suku bunga, maka akan mendukung sentimen investor pada aset berisiko dan dapat mengancam instrumen safe-haven macam dolar.

“Kami memperkirakan penurunan dolar akan terus dangkal dan dibatasi oleh kinerja ekonomi makro AS," kata Goldman Sachs. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement