Tidak hanya itu, penggunaan bahan bakar fosil juga berdampak buruk pada lingkungan dan iklim. Pembakaran BBM dan batubara menghasilkan pencemaran lingkungan dan CO2 yang mengakibatkan pemanasan global. Hal ini telah menjadi perhatian masyarakat dunia sejak lama, dengan mengadakan berbagai perjanjian kerjasama multilateral seperti Protokol Kyoto dan perjanjian lingkungan lainnya.
Krisis energi dunia kemudian mendorong masyarakat untuk mengadakan revolusi energi fosil. Caranya, dengan perlahan meninggalkan bahan bakar fosil dan mulai memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi bersih (Green Technology) pada semua proses teknologi maupun energi. Pemakaian energi alternatif yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat membantu dalam pencegahan pemanasan global dan mengatasi krisis energi yang tengah berlangsung. (FHM)