"Waktu itu, kalau tidak melakukan berbagai adjustment, bisa bayangkan harga minyak (BBM subsidi), bisa naik sampai 4 kali lipat sama dengan Eropa yang saat ini mengalami pelemahan ekonomi dahsyat, sehingga harus menyesuaikan tarif listrik, BBM yang naiknya luar biasa tinggi," terangnya.
"Kita cuma naikkan Pertalite hanya 30 persen, ini karena kita ingin tetap melindungi masyarakat. Tapi konsekuensinya subsidi dan kompensasi melonjak lebih dari 3 kali lipat," dia menambahkan.
Realisasi sementara APBN 2022 menunjukkan, anggaran subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp551,2 triliun. Naik dari target APBN di awal dan Perpes 98/2022 yang masing-masing dipatok Rp152,5 triliun dan Rp502,4 triliun.
Untuk subsidi energi mencapai Rp171,9 triliun. Rinciannya BBM Rp15,6 triliun, LPG Rp100,4 triliun dan listrik Rp56,2 triliun.
Sedangkan kompensasi energi mencapai Rp379,3 triliun di 2022. Rinciannya kompensasi BBM Rp307,2 triliun dan listrik Rp72,1 triliun.