Utang AS Mencatat Rekor
Felix menambahkan, persoalan utang publik menjadi salah satu isu yang panas dalam menyambut pemilu presiden AS 2024 karena Departemen Keuangan AS mencatatkan peningkatan total utang AS yang mencapai USD35,4 triliun pada September 2024.
"Utang AS meningkat dengan kecepatan USD1 triliun sekira setiap 100 hari," katanya.
Lebih lanjut diakuinya, beban pembayaran bunga utang AS melesat sebesar USD2,4 miliar per hari. Jumlah rata-rata itulah yang dibayarkan oleh Departemen Keuangan AS untuk membayar bunga neto di sepanjang 2024 yang secara agregat mencapai USD882 miliar.
"Nilai tersebut setara dengan 3,06 persen dari PDB AS dan 18 persen dari pendapatan federal, menjadi belanja terbesar dalam anggaran federal melampaui belanja militer dan medicare," tutur Felix.
Yield Obligasi AS Naik
Kenaikan imbal hasil obligasi AS pada berbagai tenor menjadi sebuah indikator jika pasar cukup mem-price in peluang Donald Trump untuk memenangi pemilu AS 2024.
"Karena Trump adalah kandidat yang pro-growth dengan pelonggaran fiskal dan deregulasi yang ditawarkannya. Di bawah Trump, level ekonomi tumbuh 4 persen dengan tingkat inflasi 2-4 persen dapat menghasilkan imbal hasil obligasi jangka panjang di 6-8 persen," kata Felix.
Di sisi lain, sambungnya, kombinasi dari pelonggaran fiskal serta tingginya utang (serta pembayaran bunga utang) yang dikhawatirkan dapat memperlembar defisit, serta berpotensi meningkatkan suplai penerbitan (US Treasury) UST, sehingga mendorong peningkatan suplai UST lebih tinggi seiring tuntutan risk premium dari para investor.
Lebih jauh, Felix menjelaskan, perbandingan rasio imbal hasil emas dengan UST menggambarkan pergeseran signifikan dalam sentimen investor, dengan preferensi yang semakin besar terhadap emas dibandingkan UST.
Secara historis, baik emas maupun UST dianggap sebagai aset safe haven, tetapi daya tarik keduanya dapat berubah tergantung pada konteks keuangan yang lebih luas.
"Ketika investor beralih ke emas daripada Treasury, hal ini sering menunjukkan ketidakpercayaan terhadap utang pemerintah, sebuah tren yang diamati berbagai analisis ekonomi selama periode ketidakstabilan ekonomi, inflasi tinggi, atau ketidakpastian geopolitik," ujarnya.