IDXChannel - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) membeberkan penyebab minimnya stok MinyaKita di pasaran yang terjadi pada Februari hingga Minggu ketiga Maret 2023.
Ia mengatakan hal itu karena masih ada beberapa produsen minyak goreng yang masih dalam proses peralihan aturan membagi jatah produksi MinyaKita.
Adapun aturan yang ditetapkan Mendag kepada produsen minyak goreng adalah menambah stok MinyaKita dari yang semula 300 ribu ton per bulan menjadi 450 ribu ton per bulan.
"Pemerintah sudah menambah dari yang 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan. Kita sudah bertemu dengan produsen minyak goreng. Tapi Februari ini masih peralihan karena tidak mudah. Kan pabrik CPO harus mengurangi pos-pos yang lain," ujar Mendag saat Rapat Kerja Dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/3/2023).
"Jadi yang Februari kemarin, (penyebabnya) pertama karena tanggalnya pendek, kedua karena peralihan oleh karena itu belum sepenuhnya dari 300 ribu ton ke 450 ribu ton," tambahnya.
Zulhas juga menjelaskan realisasi penyaluran Domestic Market Obligation (DMO) pada Februari 2023 baru mencapai 360.000 ton dari target 450 ribu ton per bulan. Itulah yang mengakibatkan MinyaKita langka di pasaran belakangan ini.
Dia pun menekankan pada Maret ini akan mendorong para produsen untuk bisa aktif mencukupi pasokan Minyakita sebanyak 450 ribu ton per bulan.
Sebelumnya pedagang pasar tradisional mengeluhkan minimnya stok MinyaKita. Padahal, mendekati Ramadan, permintaan MinyaKita semakin meningkat.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di Pasar Tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Selasa (14/3/2023), stok MinyaKita di rak penyimpanan beberapa lapak kosong. Adapun yang tersedia hanyalah minyak goreng kemasan jenis premium.
Salah satu pedagang bernama Hendra menyebut, stok MinyaKita terakhir tersedia dua minggu yang lalu.
"Sekarang belum ada lagi barangnya. Padahal kalau dekat Ramadan gini yang minat banyak," ujarnya kepada MPI.
Sambung Hendra, pembelian MinyaKita ke distributor pun dibatasi. Tiap pedagang hanya bisa mendapat jatah tujuh dus dalam seminggu. Padahal sebelumnya ia bisa mendapat jatah 10 dus. (NIA)