IDXChannel – Ada beberapa deretan bos minyak goreng di Indonesia yang berada di balik merek seperti Fortune, Sania, Sunco, Bimoli, dan Filma. Beberapa bos minyak goreng ini merupakan deretan konglomerat terkaya di Indonesia yang kekayaannya mencapai triliunan rupiah.
Permasalahan minyak goreng di Indonesia memang tengah menjadi isu yang belum menemui titik temu. Harga minyak goreng yang melambung tinggi cukup disayangkan mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar minyak kelapa sawit atau crude palm oil di dunia.
Tak heran, jika banyak orang bertanya-tanya siapakah deretan bos minyak goreng di Indonesia? Untuk lebih jelasnya simak daftar lengkapnya dalam ulasan IDXChannel berikut ini!
Deretan Bos Minyak Goreng di Indonesia
1. Martua Sitorus
Martua Sitorus merupakan pendiri Grup Wilmar yang sangat tersohor dengan aktivitasnya dalam produksi minyak goreng. Saat ini kekayaan Martua Sitorus ditaksir mencapai USD2,9 miliar atau setara dengan Rp41 triliun.
Wilmar bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, penyulingan minyak masakan, penggilingan biji minyak, pemrosesan dan pengepakan minyak masakan konsumsi, lemak, oleokimia, biodiesel, serta pemrosesan dan pengepakan gandum. Perusahaan ini terkenal dengan produksi merek minyak Sania dan Fortune.
2. Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto juga merupakan salah satu sosok di balik produsen minyak goreng di Indonesia. Ia merupakan pemilik sekaligus pendiri Royal Golden Eagle International. Sukanto Tanoto berbisnis di industri sawit melalui Asian Agri and Apical dengan memproduksi minyak goreng dengan merek Camar. Kekayaan Sukanto Tanoto kini diperkirakan mencapai USD2,3 miliar atau setara dengan Rp33 triliun.
3. Bachtiar Karim
Bachtiar Karim merupakan bos dari Grup Musim Mas yang bergerak di bidang bisnis sawit terbesar di Indonesia. Grup Musim merupakan perusahaan yang memproduksi salah satu minyak goreng terkenal yaitu Sunco. Kekayaan bos Sunco ini diperkirakan mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp50 triliun. Bachtiar Karim juga masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes menempati urutan ke-10.