sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengenang Kepergian Arif Budimanta, Pemikir Pancasilanomics

Economics editor Nia Deviyana
06/09/2025 19:25 WIB
Arif Budimanta, ekonom yang menggagas Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila, meninggal dunia pada Sabtu (6/9/2025).
Mengenang Kepergian Arif Budimanta, Pemikir Pancasilanomics. Foto: iNews Media Group.
Mengenang Kepergian Arif Budimanta, Pemikir Pancasilanomics. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Arif Budimanta, ekonom yang menggagas Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila, meninggal dunia pada Sabtu (6/9/2025). Meski begitu, sosoknya akan selalu dikenang, baik di sektor ekonomi, politik, hingga pendidikan.

Arif Budimanta pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini, mengenang sosok Arif Budimanta sebagai seorang aktivis, akademisi, dan politisi yang berkiprah di PDIP. Dia juga pernah menjadi anggota DPR 2009-2014 dan menekuni think tank dari PDIP, yaitu Megawati Institut.

"Arif adalah adik kelas saya di IPB dan kepergiannya terlalu cepat karena masih muda usia.  Tetapi takdir tidak bisa kita tolak sehingga kita ikhlas melepas kepergiannya," kata Didik yang juga Rektor Universitas Paramadina melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/9/2025).

Didik menambahkan, kepergiannya harus dikenang sebagai hikmah dan pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya.  Arif banyak menulis buku dan artikel yang dibuat di media massa nasional, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan DetikFinance, dengan fokus pada isu ketimpangan, UMKM, investasi, dan keberlanjutan.
   
Pemikiran Arif terutama tentang ekonomi politik, Pancasila, dan kebijakan publik. Beberapa karyanya, antara lain Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019). Buku ini membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa menjadi landasan sistem ekonomi Indonesia yang adil, inklusif, dan berdaulat.  

Ada juga buku Arsitektur Ekonomi Indonesia, yang mengkritisi arah pembangunan yang terlalu liberal dan mengusulkan desain ekonomi berbasis konstitusi (Pasal 33 UUD 1945).

Di ranah politik, Arif berada di PDIP, meskipun tidak masuk di  lingkaran dalam Megawati. Dia aktif memotori think tank di dalam partai ini, sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute sejak 2008 hingga saat ini.  

"Dalam kapasitas intelektualitas seperti ini, dia aktif menyampaikan pemikiran-¬pemikiran ekonomi serta menginisiasi diskusi penting, termasuk meluncurkan gagasan seperti Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila," kata Didik.

Di DPR pada periode 2009-2014 Arif dan rekan-rekannya aktif dalam gerakan sunyi, yakni menghidupkan ekonomi konstitusi.  Indikator kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama, bukan sekedat pertumbuhan ekonomi berbasis kebijakan yang liberal.  

Arif dikenal karena menginisiasi kaukus ini, yang bertujuan memasukkan indikator kesejahteraan masyarakat ke dalam proses penyusunan APBN, bekerja sama dengan lintas fraksi  

Arif Budimanta juga punya peran di dalam ranah sosial dan pendidikan, yakni sebagai pengurus yayasan wakaf paramadina, yang membawahkan Universitas Paramadina.  

"Intelektual dan akademisi di yayasan dan kampus ini seperti kiprahnya, sangat aktif dalam diskursus publik dan memberikan kritik terhahdap kebijakan publik dan ekonomi politik secara luas," kata Didik.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement