"Saya pikir selama BOJ berfokus pada fundamental ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan, mata uang akan terjaga dengan sendirinya," kata Bessent.
"Jadi, saya yakin Gubernur (Kazuo) Ueda dan dewan BOJ menargetkan hasil inflasi, bukan hasil mata uang," ujarnya.
BOJ tahun lalu mengakhiri stimulus besar-besaran yang telah berlangsung selama satu dekade dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5 persen pada bulan Januari dengan pandangan bahwa Jepang hampir mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.
Namun, Bank of Japan telah menekankan perlunya kehati-hatian dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut, mengingat lambatnya laju kenaikan suku bunga dianggap oleh beberapa analis sebagai faktor yang membuat yen tetap rendah terhadap mata uang lainnya.
Meskipun inflasi tetap berada di atas target BOJ sebesar 2 persen selama lebih dari tiga tahun, Ueda telah menyerukan perlunya mencermati dampak tarif AS terhadap ekonomi Jepang yang rapuh.
(kunthi fahmar sandy)