Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, transformasi perkotaan bukan hanya tentang keindahan kota, melainkan tentang pendekatan holistik yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Hal tersebut didasarkan pada konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tentang pembaruan perkotaan dan inisiatif serta investasi berbasis wilayah yang berorientasi pada masa depan untuk dampak yang lebih besar.
“Innovative circular strategy juga diperlukan untuk mempercepat penerapan rencana pengelolaan kota untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih baik,” ujar Airlangga.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan di perkotaan, seperti sampah dan perubahan iklim, diakuinya, Indonesia telah memulai inisiatif untuk mendukung ekonomi sirkular. Inisiatif tersebut meliputi, penggunaan blok konstruksi ramah lingkungan yang berasal dari sampah plastik untuk membangun sekolah di Lombok dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di wilayah Jabodetabek untuk menciptakan nilai baru dari sampah.