sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menko Airlangga: Investor dan Otoritas Bursa Jadi Bagian Penting Proses Pemulihan Ekonomi

Economics editor Fahmi Abidin
15/12/2021 13:38 WIB
Optimisme dan market confidence diharapkan dapat mendorong kembali peningkatan kinerja ekonomi di Triwulan IV-2021.
Menko Airlangga: Investor dan Otoritas Bursa Jadi Bagian Penting Proses Pemulihan Ekonomi. (Foto: Kemenko Perekonomian)
Menko Airlangga: Investor dan Otoritas Bursa Jadi Bagian Penting Proses Pemulihan Ekonomi. (Foto: Kemenko Perekonomian)

Selain itu, sepanjang 2021 tercatat ada 52 emiten baru di pasar saham yang melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan total penghimpunan dana Rp62,2 Triliun.

Penghimpunan dana melalui IPO pada tahun ini tercatat masih bertumbuh positif bahkan lebih baik dari realisasi pada tahun 2020 lalu yang mencapai sebanyak 51 perusahaan IPO dengan total penghimpunan dana senilai Rp5,58 triliun. “Terima kasih kepada para investor dan otoritas bursa yang telah menjadi bagian penting dari proses pemulihan ekonomi,” tutur Menko Airlangga.

Pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan berbagai program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural di tahun depan. Percepatan investasi tentunya juga membutuhkan dukungan pembiayaan. Melalui Sovereign Wealth Fund  yakni Lembaga Pengelola Investasi/ Indonesia Invesment Authority (INA), Pemerintah akan terus berupaya memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan untuk mengakselerasi pembangunan dan pemulihan ekonomi nasional.

Terkini, Pemerintah juga telah berhasil mendapatkan 5 komitmen maupun peluang investasi dengan investor-investor dari Persatuan Emirat Arab (PEA/UAE) dengan estimasi nilai investasi USD9,05 miliar di berbagai sektor strategis seperti infrastruktur digital, pelabuhan, energi, dan jalan tol.

Sejalan dengan itu semua, Pemerintah terus memonitor sejumlah tantangan dan risiko seperti inflasi, disrupsi supply chain, krisis Evergrande di Tiongkok, serta risiko yang mempengaruhi capital flow Indonesia seperti tapering off The FED dan potensi kenaikan suku bunga acuan AS. Kondisi tersebut perlu diwaspadai agar tidak menganggu momentum pemulihan ekonomi ke depan. (FHM)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement