sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menperin Bantah Indonesia Masuk Fase Deindustrialisasi, Ini Alasannya

Economics editor Ferdi Rantung
06/05/2025 19:18 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membantah terkait isu Indonesia masuk pada tahap deindustrialisasi.
Menperin Bantah Indonesia Masuk Fase Deindustrialisasi, Ini Alasannya. (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)
Menperin Bantah Indonesia Masuk Fase Deindustrialisasi, Ini Alasannya. (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membantah terkait isu Indonesia masuk pada tahap deindustrialisasi atau penurunan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Agus mengatakan industri manufaktur saat ini justru mencatatkan kinerja yang positif. Hal itu tercermin dalam data yang keluarkan oleh Bank Dunia dan Badan Pusat Statistika (BPS).

Agus menjelaskan berdasarkan data Bank Duia, manufacturing value added (MVA) sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD255,96 miliar atau meningkat 36,4 persen dibanding tahun 2022.

"Itu angka 2023, sayangnya mereka belum rilis angka 2024. Tapi di angka 2023 ini, Indonesia menempatkan diri atau ditempatkan sebagai kekuatan nomor 12 terbesar di dunia dalam konteks MVA, jadi manufacturing value added dan nomor 5 terbesar di Asia ya dibawah tentu Jepang, Korea Selatan, India dan China," kata Agus di Jakarta, Selasa (06/05/2025).

Agus mengungkapkan capaian MVA tersebut menempatkan Indonesia diposisi yang setara dengan negara maju seperti Inggris, Rusia dan Perancis. Bahkan, Indonesia sudah melampaui rata-rata MVA global dunia sebesar USD 78,73 miliar, sementara rata-rata MVA Indonesia secara historis sebesar USD 102,85 miliar.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement