sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menperin Kenalkan Green Mobility untuk Industri Otomotif, Ini Manfaatnya

Economics editor Ferdi Rantung
06/05/2025 20:10 WIB
Kementerian Perindustrian mengenalkan konsep Green Mobility sebagai pendekatan kebijakan yang mengintegrasikan teknologi lebih ramah lingkungan.
Menperin Kenalkan Green Mobility untuk Industri Otomotif, Ini Manfaatnya . (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)
Menperin Kenalkan Green Mobility untuk Industri Otomotif, Ini Manfaatnya . (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)

IDXChannel - Kementerian Perindustrian mengenalkan konsep Green Mobility sebagai pendekatan kebijakan yang mengintegrasikan teknologi lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, berdaya saing tinggi dan mendukung keberlanjutan mobilitas penduduk. 

Hal ini dilakukan untuk menghadapi perkembangan teknologi otomotif yang berkembang pesat saat ini serta potensi pasar otomotif domestik. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah berkomitmen memfasilitasi  
perkembangan teknologi otomotif melalui konsep Green Mobility. Kebijakan ini akan lebih adaptif dan sustain bagi industri otomotif nasional. 

"Kebijkan ini menjawab perkembangan pesat teknologi otomotif yang ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, mendukung mobilitas penduduk dan melindungi investasi otomotif yang telah ada di Indonesia selama ini,” ujar Agus pada acara New Energy Vehicle Summit 2025, di Jakarta, Selasa (6/5).
 
Agus menjelaskan Green Mobility juga mempertimbangkan investasi otomotif yang sudah berlangsung lama di Indonesia. Misalnya, seperti memfasilitasi investor yang memproduksi kendaraan berteknologi ICE dalam bentuk insentif bagi produk LCGC (Low Cost Green Car) dan program biofuel. 

“Selain memfasilitasi teknologi otomotif terbaru, kami juga tetap akan melindungi investasi otomotif yang sudah lama berproduksi di Indonesia. Prinsipnya, selama investasi industri otomotif lama atau baru tersebut menghasilkan produk otomotif lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi dan mendukung mobilitas masyarakat, maka akan kami fasilitasi melalui kebijakan Green Mobility”, ujar Menperin
 
Selain itu, Agus mengatakan pasar otomotif Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh dan berkembang serta dapat diisi oleh produk otomotif dalam negeri.

Hal ini ditunjukkan oleh rasio kepemilikan mobil Indonesia yang relatif lebih rendah dibanding dengan rasio kepemilikan mobil di negara tetangga ASEAN.

Menperin menyebut rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia hanya 99 unit per 1.000 orang penduduk, sedangkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 281 juta orang pada tahun 2024.

Jika dibandingkan rasio kepemilikan kendaraan motor roda empat di Malaysia, sebesar 490 unit per 1.000 orang penduduk. Sementara Malaysia hanya memiliki sekitar 35 juta penduduk.

Di sisi lain, Thailand juga menunjukkan rasio kepemilikan mobil yang lebih tinggi dibanding Indonesia. Dengan jumlah penduduk sekitar 70 juta orang, negara itu mampu mencatat rasio kepemilikan mobil sebanyak 275 unit per 1.000 orang.

"Di Singapura 211 unit per 1.000 orang, Korea Selatan 530 unit per 1.000 orang, dan Jepang 670 unit per 1.000 orang," kata Agus.

Konsep green mobility diharapkan mendukung upaya pemerintah untuk pencapaian target Net Zero Emission (NZE) sektor manufaktur pada tahun 2050.

"Kami mengakselerasi target NZE di sektor industri manufaktur dapat tercapai pada tahun 2050 atau 10 tahun lebih cepat daripada target yang ditetapkan oleh pemerintah. Kami juga telah melakukan koordinasi dengan para pelaku industri, termasuk sektor otomotif. Alhamdulillah, mereka siap untuk mendukung tercapainya target NZE di sektor manufaktur tersebut," tutur Menperin.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement