IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita akan berupaya mewujudkan insentif mobil hybrid. Hal ini dilakukan untuk mencegah hengkangnya brand yang sudah lama memproduksi mobilnya di Indonesia karena mendapat tawaran dari negara lain.
Agus menilai, insentif untuk mobil hybrid perlu direalisasikan untuk mempertahankan brand yang sudah bertahan lama di Indonesia. Terlebih, mereka memproduksi kendaraan berteknologi elektrifikasi di Indonesia.
"Kami inginnya ada insentif, walaupun insentifnya enggak bisa sebesar mobil listrik. Karena begini, salah satu pertimbangan kenapa kita perlu mempertimbangkan insentif untuk mobil hybrid, kami tidak mau pabrikan mobil hybrid yang sudah ada di Indonesia itu pindah," kata Agus kepada wartawan di Senayan, Jakarta, ditulis Selasa (27/8).
Saat ini, sejumlah negara memberikan insentif kepada produsen kendaraan yang mengarah ke era elektrifikasi, termasuk dalam merancang mobil hybrid.
Agus mengaku khawatir apabila brand besar yang ada di Indonesia mendapat tawaran dari negara lain dan memindahkan pabriknya.
"Kami juga tidak mau kemudian negara-negara lain di ASEAN, yang memberikan insentif yang cukup menarik bagi pengembangan mobil-mobil hybrid itu nanti pindah ke negara-negara tersebut. Itu yang kita tidak mau," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah tidak akan memberikan insentif mobil hybrid pada 2024. Artinya, tidak ada penambahan kebijakan baru pada sektor otomotif di Indonesia pada tahun ini.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," ucap Airlangga di sela Konferensi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024, Jakarta, Senin (5/8).
Menurut Airlangga, saat ini mekanisme penjualan mobil hybrid sudah berjalan dengan baik. Itu terlihat dari jumlah penjualannya yang semakin meningkat.
Dia menuturkan, konsumen Indonesia tidak memiliki masalah dengan harga yang ditetapkan setiap produsen.
"Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya product hub hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujarnya.
(Fiki Ariyanti)