Disampaikan, lima dari tujuh pabrik tersebut ditargetkan selesai paling lambat pada tahun 2029. Dengan beroperasinya pabrik baru, biaya produksi dapat ditekan lebih dari seperempat dan ketergantungan pada bahan baku impor berkurang signifikan.
Lebih lanjut, Amran menegaskan bahwa kebijakan revitalisasi pupuk tidak hanya berorientasi pada efisiensi biaya, tetapi juga bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap petani.
“Presiden Prabowo memberi arahan yang sangat tegas, negara harus hadir di sawah, di kebun, di ladang. Petani tidak boleh menjerit karena harga pupuk. Kami di Kementan bersama BUMN pupuk bergerak cepat mengeksekusi perintah itu. Ini bukti nyata keberpihakan Presiden dan pemerintah kepada petani,” kata Amran.
(NIA DEVIYANA)